♥♥ CINTA...?? Dari... Dan untuk siapakah...?? ♥♥
( Teruntuk saudaraku yang saat ini sedang mendapatkan begitu banyak cinta
namun masih butuh waktu untuk menyadari bahwa ada banyak cinta di sekelilingnya,
cinta yang begitu agung dan indahnya, met berjuang ya :D )
Yang terlihat disamping adalah sekelompok anak yang dengan riang gembiranya bermain sampan kecil, mereka naik dan mendayung,
ketika sampan itu tidak lagi seimbang satu atau dua anak terjatuh
tapi sungguh mengagumkan ketika mereka terjatuh tidak ada kesedihan
dan ketakutan di wajah mereka, justru yang ada adalah gelak tawa
yang begitu renyahnya, dan setiap kali mereka jatuh, mereka naik lagi
dan begitu seterusnya sampai mereka merasa capek dan lelah.,
Kenapa mereka begitu gembiranya?
Ada banyak alasan mengapa mereka sangat gembira, mungkin yang pertama suasana
yang mereka alami benar-benar lain dari yang biasa mereka alami serta rasakan
dan yang pasti terasa menyenangkan dan menggembirakan karena mungkin ini
benar-benar ajang refreshing bagi mereka. Atau ... mereka merasakan cinta dan
kasih sayang itu masuk ke relung hati, jiwa dan raganya, yaitu cinta yang terjalin
diantara mereka terbalut suasana alam laut yang mendukung dan mungkin sesungguhnya
karena ada sesuatu yang lain yang tidak mereka sadari tapi bisa mereka rasakan yaitu
bahwa mereka sedang merasakan cinta dan kasih sayang yang laut berikan
kepada mereka dan mereka menyambut atau menerima uluran cintanya dengan gelak tawa
dan canda.....
ALLAH berfirman dalam AlQur’an ,
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih
kepada ALLAH. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan
memuji_NYA, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya DIA adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
(Q.S. Al Isra : 44)
Dan juga dalam ayat_NYA yang lain,
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya ALLAH, kepada_NYA bertasbih apa yang di
langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya, dan ALLAH
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
(Q.S. An-Nur : 41)
Dan juga dalam ayat_NYA yang lain,
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami.
(Kami berfirman), ‘Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah
berulang-ulang bersama Dawud,’ dan Kami telah melunakkan besi untuknya.”
(Q.S. Saba : 10)
Cinta…, tentunya yang dirasakan
sangat besar dan berarti bagi mereka dan sepulangnya nanti mungkin
mereka akan fresh kembali dan siap memulai berbagai aktivitas dengan
segala tantangannya. Namun sebenarnya siapakah pemilik cinta yang sangat
agung itu? Dialah ALLAH Sang Maha Pemilik Cinta dan sejatinya cinta
yang laut berikan kepada sekelompok anak itu
tidak lebih hanya dari
seujung kuku atau bahkan seperti ketika kita mencelupkan jari kita ke
air dan setelah diangkat ke permukaan, hanya bekas air itulah yang bisa
kita rasakan sebagai
bagian dari cinta_NYA di antara berjuta-juta cinta_NYA yang tidak mungkin kita hitung. Subhanallah!
Cinta…, dengan atas nama itu ALLAh menciptakan semua yang ada di alam
semesta ini, termasuk laut dengan ombaknya yangbergulung-gulung, gunung
yang menjulang tinggi, lembah yang indah, daratan hijau yang terhampar
luas, perbukitan yang berlapis-lapis, atau bahkan segunung sampah dengan
baunya yang menyengat juga terpancar cinta di dalamnya.
Dan sungguh hanya orang – orang yang berakal dan diberi petunjuklah yang bisa merasakan
hawa cinta itu sekaligus menyambut uluran cintanya dengan segala potensi yang dianugerahkan kepadanya.
ALLAH berfirman dalam kitab_NYA,
“Barangsiapa yang ALLAH menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk,
niscaya DIA melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan
barangsiapa yang dikehendaki ALLAH kesesatannya, niscaya ALLAH
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki
langit.”
(QS. Al An’aam: 125)
Dan, dalam ayat_NYA yang lain,
“DIA_lah (ALLAH) yang menjadikan untukmu segala apa yang ada di bumi
seluruhnya, kemudian DIA bertahta di langit dan disempurnakannya menjadi
tujuh langit.
Dan Dia Maha Tahu tentang segala sesuatu”
(QS.Al Baqoroh: 29).
Serta dalam ayat_NYA yang lain,
”Dan DIA telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) dari pada_NYA. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan ALLAH) bagi kaum yang berfikir “
(QS. Al Jatsiyah :13)
Cinta …, semua makhluk ciptaan ALLAH baik yang bernyawa maupun tidak
mendapat anugerah itu sesuai dengan kadar beban kewajibannya
masing-masing untuk menyalurkan energi cintanya. Hanya ALLAH Zat Yang
Maha Tunggal, maka DIA menciptakan segala sesuatunya tidak sendiri
masing-masing ada pasangannya masing-masing...,
Ada siang ada
malam, ada pagi ada petang, ada lautan ada daratan, ada puncak ada
lembah, ada laki-laki ada perempuan, ada kebaikan ada keburukan, ada
cinta yang diterima maka akan ada pula cinta yang diberikan. Begitula
hakikat kehidupan ini, semuanya saling berkaitan dan dari situlah akan
terpancar berbagai hikmah yang semuanya untuk kemanfaatan dan
kemaslahatan diri kita.
“Dialah Tuhan yang membentangkan bumi
dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. ALLAH
menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran ALLAH) bagi kaum yang memikirkan.”
(QS. Ar Ra’du: 3)
Cinta…., sebagian orang mungkin memaknainya hanya sekedar hubungan
cinta kasih antara suami dan istri, orang tua dan anak-anaknya, antar
saudara, antar teman, dan yang pasti antar sesama manusia. Padahal
aplikasi cinta jauh lebih besar dari sekedar antar sesama tapi juga
terhadap seluruh apa yang ada di alam semesta ini, karena pada dasarnya
mereka saling memberikan cinta yang mereka miliki dan darinya akan
tumbuh bibit-bibit cinta yang lain yang lebih agung dan mulia.
Cinta…, ada sebuah analogi yang bisa kita cermati untuk lebih mendalami
bagaimana karaketeristik cinta atau sifatnya. Adalah semua yang
tercipta di jagad raya ini atas nama cinta, dan masing-masingnya sudah
dianugerahi cinta dengan kadarnya masing-masing beserta beban kewajiban
untuk menyalurkannya. Ibarat ilmu, semakin diamalkan semakin bertambah
pengetahuan yang dimiliki, cinta juga demikian, ketika disalurkan maka
cinta itu akan semakin bertambah karena tentunya ada interaksi yang
hidup yang akan semakin memperkuat cinta tersebut.
Cinta…, seperti atap sebuah bangunan maka supaya atap itu tetap tegak berdiri
dan kokoh maka harus ada yang menopangnya di bawah yaitu berupa tiang atau
pondasi-pondasi yang kuat dan tentunya terbuat dari bahan yang bagus
dan berkualitas super. Tiang-tiang itulah tempat penyaluran ‘energi
cinta’ dari atap dan sekaligus tiang-tiang itu menopang atap agar tidak
jatuh dan timpang. Namun, ketika salah satu tiang itu keropos
dan jatuh tidak kuat lagi untuk menopang atapnya maka kita sebagai pemilik atap akan
segera mencarikan tiang-tiang yang lain agar atap tetap berdiri kokoh...
Sama seperti sifat air
yang yang selalu membentuk permukaan datar, ketika sebagian air itu
kita ciduk, diambil maka dengan secepat itu pula air akan menetralisir
untuk kembali membentuk keadaan seperti semula (baca: datar dan
seimbang). Maka ketika kita kehilangan sebagian dari tempat penyaluran
energi yang kita miliki, mampukah kita seperti air yang dengan segera
kembali ke bentuk semula?
Cinta…, seandainya kita memilikinya hanya satu saja atau kita memprioritaskan cinta
yang kita miliki hanya pada salah satu tempat, apa yang terjadi ketika
dengan tiba-tiba cinta itu terenggut dari kehidupan kita? Bisa kita
bayangkan apa yang akan terjadi, keterpurukan, kesedihan yang
berkepanjangan, keputusasaan atau bahkan menutup diri dari apa yang ada
di sekitarnya sekaligus mengikrarkan diri bahwa kitalah orang yang
paling menderita...
Dan itu
adalah pelampiasan sebagian besar dari kita walaupun tidak menutup kemungkinan sebagian
kita yang lain dengan bijak segera mencari tempat penyaluran cinta yang positif yang
tidak akan membuatnya semakin tenggelam dalam kesedihan. .
Maka wajarlah ketika seseorang yang bijak berkata, ‘milikilah banyak cinta, carilah
tiang-tiang lain yang kokoh yang sewaktu-waktu akan menopangmu ketika sebagian cinta
dari dirimu terenggut satu persatu’.., Karena sesungguhnya hakikat
cinta adalah memberi dan menerima, maka berikanlah cinta itu sebanyak
yang kau miliki kepada sesorang yang juga akan memberimu banyak cinta
sebanyak cinta yang dia miliki yang tentunya dalam bingkai yang positif,
sehingga akan terpancar suatu hikmah yang semata-mata untuk kemanfaatan
dan kemaslahatan diri kita....
Cinta…, bagaimanakah
bingkai yang positif itu? Dalam Islam cinta dan keimanan adalah dua hal
yang tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa
seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman
akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Cinta dan keimanan
laksana dua sayap burung...
Al Ustadz Imam Hasan Al Banna
mengatakan bahwa dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan
setinggi-tingginya ke langit kemuliaan. Bagaimana tidak, jikalau iman
tanpa cinta akan pincang, dan cinta tanpa iman akan jatuh ke jurang
kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan
sebaliknya cinta pun tak lezat tanpa iman. . .
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw:
“Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya
karena Allah swt.” ( riwayat Imam Ahmad, dari Abu Hurairah ). Tidak heran ketika Uqbah bin
Al Harits telah bercerai dengan istri yang sangat dicintainya Ummu
Yahya, atas persetujuan Rasulullah saw hanya karena pengakuan seorang
wanita tua bahwa ia telah menyusukan
pasangan suami istri itu di saat mereka masih bayi. ALLAH mengharamkan pernikahan saudara sesusuan...
Demikian pula kecintaan Abdullah bin Abu Bakar kepada istrinya, yang
terkenal kecantikannya, keluhuran budinya dan keagungan akhlaknya.
Ketika ayahnya mengamati bahwa kecintaannya tersebut telah melalaikan
Abdullah dalam berjihad di jalan ALLAH dan memerintahkan untuk
menceraikan istrinya tsb.
Pemuda Abdullah memandang perintah tsb
dengan kaca mata iman sehingga dia rela menceraikan belahan jiwanya tsb
demi mempererat kembali cintanya kepada ALLAH...
Subhanallah, pasangan tersebut telah bersatu karena ALLAH, saling
mencinta karena ALLAH, bahkan telah bercinta karena ALLAH, namun mereka
juga rela berpisah karena ALLAH. Cinta kepada ALLAH di atas segalanya.
Dari Anas ra, dari nabi saw, beliau bersabda: “Ada tiga hal dimana orang
yang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu mencintai ALLAH
dan Rasul_NYA melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena
ALLAH, dan enggan untuk menjadi kafir setelah diselamatkan ALLAH dari
padanya sebagaimana enggannya kalau dilempar ke dalam api.” ( HR.
Bukhari dan Muslim ).
Dari Abu Hurairah ra, rasulullah saw bersabda: “Demi zat yang jiwaku ada dalam
genggaman_NYA, kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum beriman,
dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum saling mencintai” ( HR Muslim
)
Cinta …, bagaikan lautan, sungguh luas dan indah.
Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah
lebih jauh ke tengah, yang penuh tantangan, hempasan
dan gelombang
dan siapa yang ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di
lautan cinta berbiduk taqwa berlayarkan iman yang dapat melawan
gelombang syaithan dan hempasan nafsu, insya ALLAH kita akan sampai
kepada tujuan yaitu: cinta kepada ALLAH, itulah yang hakiki, yang kekal
selamanya. Adapun cinta kepada makhluk_NYA, pilihlah cinta yang hanya
berlandaskan kecintaan kepada ALLAH dan Rasul_NYA. Bukan karena bujuk
rayu setan,
bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda. Cintailah ALLAH, berusahalah untuk menggapai cinta_NYA.
Cinta…, sesuatu yang agung dan mulia itu tidak serta merta kita miliki
karena kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Dalam Al Qur’an ALLAH
berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih
kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa
kasih sayang” ( QS. Maryam : 96 )
Cinta…, untuk bisa memberi dan mendapatkannya kembali ibarat sebuah gelas yang
selalu terisi dengan air penuh, ketika kita memberikan sebagian atau seluruh isi gelas itu
kepada sesuatu yang lain maka setelah kosong apalagi yang bisa kita berikan? Maka isilah
selalu gelas itu sehingga sebanyak apapun isi yang kita keluarkan maka tidak akan pernah
kosong karena kita akan selalu mengisi, mengisi dan mengisinya kembali. Lalu apa yang
harus kita lakukan agar gelas kita selalu terisi dan penuh? Maka beriman dan perbanyaklah beramal sholih. . . :)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan